Sumbawa, Siasat ID – Aksi yang digelar oleh Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Sumbawa (LMND) dan Serikat Tani Nelayan (STN) Sumbawa di DPRD Kabupaten Sumbawa kemarin (20/05/2024), menuai beberapa kontroversi sebab banyak pihak yang terheran-heran dan cukup disayangkan atas kehadiran beberapa orang tak dikenal kelihatan ikut memperjuangkan aspirasi petani, namun massa tani LMND STN meragukan oknum-oknum tersebut.
Seperti yang diberitakan oleh DPRD Kabupaten Sumbawa melalui akun sosial media Facebook Humas DPRD Sumbawa, beberapa dokumentasi memperlihatkan oknum-oknum yang tiba-tiba muncul di hari aksi padahal tidak pernah ikut dalam tiap tahapan agenda konsolidasi. Demikian salah satu keheranan massa aksi setelah melalui dan meyaksikan juga aksi demonstrasi tersebut berjalan.
Bung Boris misalnya, pemuda asal Empang, yang juga salah satu massa aksi dan termasuk bagian dari tim penggerak zona timur, sempat bertanya kepada Korlap Aksi, mempertanyakan kok bisa ada orang-orang asing ini tiba-tiba muncul, kita sudah capek-capek menimba air, tiba-tiba enak sekali mereka tinggal mandi. “Kami senang kalau banyak yang mendukung gerakan kami petani, namun jangan pernah sekali-kali memanfaatkan momentum perjuangan petani untuk kepentingan oknum-oknum tertentu,” ucapnya.
Di lain tempat, Bung Fadil Ketua LMND Sumbawa yang juga selaku Koordinator Lapangan (Korlap) pada aksi di DPRD Sumbawa kemarin, ditemui awak media, ingin mengkonfirmasi kebenaran isu adanya penumpang gelap dalam gerakan. Bung Fadil kemudian merespon dengan positif isu yang bergulir tersebut. Dikatakan oleh Bung Fadil dalam keterangannya menanggapi isu dan pertanyaan kawan-kawan Serikat Tani Nelayan.
‘Iya soal isu itu benar bergulir, dan saya tadi malam ditanya oleh Bung Boris Ketua Pimpinan Desa STN Empang Bawah dan beberapa kawan-kawan lainnya, termasuk kawan-kawan Petani STN di berbagai zona seperti barat dan selatan. Saya juga cukup heran tiba-tiba ada orang-orang itu,” jelasnya (21/5).
Lanjut Bung Fadil, kita juga cukup apresiasi rasa simpati mereka ikut bergabung membersamai aksi hingga berorasi menyampaikan pendapatnya. Namun sebetulnya yang perlu diketahui aksi kami tidak sehari dua hari dibangun. Simpul-simpul itu bukan kemarin sore kami bentuk. STN ini sudah lama berdiri sejak sebelum Reformasi dan kami di LMND terus menjadi pelopor membentuk generasi dan simpul-simpul gerakan dengan mewadahi kawan-kawan tani dengan organisasi STN sebagai alat perjuangan kerakyatan.
“Saya kenal juga wajah-wajah mereka yang muncul pada aksi kemarin. Ada si ini, ada si itu. Saya rasa publik juga kenal, tahu dan paham mana motif gerakan rakyat dan mana motif kepentingan oknum-oknum tertentu. Biarkan saja itu mengalir, kalau ada oknum yang memanfaatkan momentum aksi kemarin untuk tujuan tertentu, toh juga kawan-kawan massa LMND STN lebih percaya dengan wadahnya sendiri, tidak pernah mau menukar tujuan di tengah jalan.
Cuma, berhubung kebetulan media juga menghubungi saya soal isu ini, saya juga perlu menghimbau dan mengingatkan para pengusaha dan Pemerintah termasuk DPRD Sumbawa dan publik pada umumnya, agar berhati-hati melayani gerakan-gerakan oknum tertentu baik secara terbuka atau tertutup yang masuk mengatasnamakan diri LMND STN.
“Kita selalu bergerak secara kolektif dengan kesepakatan kolektif sebelum bertindak. Di luar itu, bukan kami. Saya yang akan koordinasikan langsung atas tugas kolektif sebagai Pimpinan Ormas. Bukan oknum-oknum atau penumpang gelap,” tutupnya.