Bagian sebagian orang, menulis bukanlah pekerjaan yang mudah. Bahkan sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Banyak alasan yang bisa diutarakan bahwa memulai menulis bukan lah perkara yang gampang. Ada yang pernah memulai, namun berhenti di tengah jalan ketika ide-ide untuk menulis sesuatu mengalami stagnan. Dan akhirnya bermuara pada kesimpulan bahwa menulis memang merupakan aktivitas yang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berbakat.
Namun sebagian lagi menganggap aktivitas menulis merupakan sesuatu yang mudah. Gampang. Bahkan kecanduan jika tidak melakukan aktivitas menulis. Mereka yang masuk kategori ini, adalah mereka yang menganggap menulis serupa memakan nasi. Jika tidak menjalani aktivitas menulis sehari saja, mereka terasa ‘lapar’ jika tidak menghasilkan tulisan. Ada sesuatu yang hampa jika tidak memuntahkan ide dalam bentuk tulisan.
Sebenarnya menulis tidak ada kaitan apa lagi dihubung-hubungkan dengan bakat. Sebab, pada kenyataannya banyak orang yang menggeluti aktivitas menulis bukan dilahirkan dari keturunan penulis. Tidak jarang di perguruan tinggi, yang menelurkan karya-karya hebat bukan saja dari jurusan bahasa. Di antaranya malah berasal dari jurusan teknik, yang jika dilihat disiplin ilmunya tidak ada hubungannya dengan dunia kepenulisan.
Menurut saya, kegiatan menulis harus didasari dengan tekad dan semangat kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah, seseorang yang ingin menulis harus bebas dari konsep kepenulisan yang kaku, tekanan, perasaan minder, memaksakan diri agar tulisannya bagus agar mendapat pengakuan. Sehingga pada akhirnya satu paragraf pun tidak bisa dihasilkan. Dan bahkan ada kekhawatiran tulisan yang dihasilkan tidak sebagus tulisan orang lain. Ingat, urusan tulis-menulis tidak ada hubungannya dengan bagus dan jelek. Itu hanya masalah sudut pandang saja. Sebab, semua tulisan akan menentukan nasibnya sendiri. Maka demikian, orang yang ingin menulis harus bebas dari dalam pikirannya terlebih dahulu.
Mungkin tips berikut ini bisa membantu Anda agar bisa memulai menggerakan jemarinya di atas keyboard laptop dan handphone.
Pertama, jangan pikirkan pendapat orang lain tentang apa yang Anda tulis. Seburuk apa pun ide Anda yang tertuang dalam tulisannya, anggap saja itu merupakan cara Anda memuntahkan sesuatu dalam bentuk tulisan. Tak penting apakah memenuhi standar penulisan yang baik atau tidak. Lakukan saja hingga ide Anda habis saat itu. Lalu simpan lah tulisan itu, jika tidak ingin dipublikasikan. Kalau mau dibakar, dibuang, bahkan dicoret-coret silakan saja. Nggak masalah, itu hak Anda.
Kedua, tulis saja topik yang Anda inginkan. Jika Anda sedang marah, maka muntahkanlah kemarahan Anda dengan menuliskannya. Tak penting bagaimana struktur tulisannya. Karena yang terpenting Anda menulis. Demikian juga, ketika hati Anda dalam keadaan senang, bahagia, maka awetkanlah perasaan bahagia itu dalam bentuk tulisan. Tak penting tulisan yang Anda hasilkan tidak masuk dalam genre yang telah dikenal dalam dunia kepenulisan. Yang terpenting tulisan yang Anda dihasilkan memang benar-benar berangkat dari kesadaran Anda sendiri.
Ketiga, jangan hiraukan pendapat siapa pun. Ketika Anda menulis sesuatu pasti ada pihak yang tidak menyenanginya. Bahkan di antaranya meremehkan kualitas tulisan yang Anda hasilkan. Mereka mencela, lalu tidak menganggap penting apa yang Anda tulis. Jangan digubris. Anggap saja angin lalu. Bahkan jangan meresponnya karena bisa jadi Anda akan masuk dalam lingkaran perdebatan yang tak berujung. Anggap saja itu merupakan keuntungan, karena tulisan yang Anda hasilkan bisa menyedot perhatian orang lain untuk memberi komentar.
Keempat, tidak perlu cepat puas. Karena itu menjadi virus yang bisa mematikan kreativitas menulis Anda. Tak perlu meninggi jika disematkan pujian dan tak perlu merasa terhina jika ada celaan. Menulislah. Jadikan itu sebagai kebutuhan Anda. Karena jika sudah terbiasa, maka Anda akan mudah melalukannya. Bukankah orang mengatakan, bisa karena terbiasa. Lakukan terus menerus. Jangan terjebak dengan harus menulis topik-topik yang disukai publik jika Anda tidak punya style menulis pada bidang itu. Anda bisa menulis pengalaman diri Anda sendiri, pengalaman orang lain bahkan aktivitas Anda yang sedang menulis pun bisa menjadi bahan mentah Anda menulis.
Kelima, jika Anda kesulitan saat memulai menulis, maka langkah yang Anda bisa lakukan adalah menulis dua atau tiga kata terlebih dahulu. Lalu rangkailah dua atau tiga itu menjadi kalimat dengan cara Anda sendiri. Anggap saja dengan cara itu Anda bisa merangkai satu cerita yang utuh. Hilangkan dalam pikiran Anda bahwa tulisan yang Anda hasilkan harus seperti buah karya penulis-penulis yang Anda pernah kenal. Ingat, mereka yang kini menjadi penulis dikenal publik, pernah kesulitan merangkai cerita dengan menuliskannya. Namun, mereka terus mengasah keterampilan menulisnya hingga tulisannya bisa disukai banyak orang. Kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak.
Demikianlah tips sederhana yang bisa saya sampaikan. Dan mudah-mudahan bisa menggerakan jemari Anda di atas keyboard untuk menghasilkan sebuah tulisan. Tapi, jika ada tips lain yang bisa membuat Anda bisa memulai menulis sekarang juga, itu tidak masalah. Karena yang terpenting Anda bisa segera menuliskan sesuatu.
Sekarang?
Ya, sekarang. Kapan lagi kalau tidak sekarang. Apa yang harus ditunggu. Tak perlu menunggu mantan balikkan, apa lagi menunggu kiamat datang. Mulailah sekarang sebelum ide yang berkelindan di kepalamu, terhempas angin.
Apakah tips di atas tidak tumpang tindih?
Saya sudah bilang diawal, bahwa jangan hiraukan pendapat orang lain tentang apa yang Anda tulis. Kalau mereka protes silakan saja. Bahkan sekalian suruh bawa suporter dengan jumlah ribuan orang untuk mengkritik tulisan di atas. Mereka menghujatnya di media sosial sekalipun. Ya, silakan saja.
Bahkan mereka melaporkannya ke Jokowi sekali pun, tak masalah. Karena yang masalah adalah ketika Anda tidak menulis. Itu saja.
Lalu apa lagi alasan yang mendasari untuk tidak segera menulis. Lakukan sekarang, tanpa harus menundanya sampai harus ada mood. Nggak usah pikirkan waktu yang tepat untuk menulis. Segeralah lakukan tanpa harus mempertimbangkan sesuatu yang bisa menjadi virus penghambat. Tulis apa saja yang disukai, yang disenangi lalu endapkan tulisan itu kalau sudah selesai. Kemudian ketika ada waktu luang, bisa dibaca ulang untuk mengeditnya atau menambahkannya beberapa paragraf untuk menguatkan alur cerita yang ditulis. Nanti kalau sudah berlembar-lembar, maka segeralah menerbitkannya.
Semudah itu? Iya, semudah itu.
Penulis : Suradin penggerak Literasi Selatan Dompu