MAKASSAR – Polemik pergantian sepihak pembaca doa saat upacara perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus Republik Indonesia (RI) di rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan semakin menuai banyak kritikan dan kecaman.
Pasalnya, detik-detik menjelang upacara pengibaran bendera pembaca doa yang di undang secara resmi dari pihak Kementrian Agama Provinsi Sulsel mendadak diganti jelang upacara peringatan HUT RI ke-78 di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan.
Ketua Umum Setya Kita Pancasila Provinsi Sulawesi Selatan, Ali Fauzi Mahmuda angkat bicara perihal kejadian ini. Menurutnya ini bagian dari perilaku tidak terpuji dan ketidakprofesionalan sebagai aparat pemerintahan setingkat provinsi, kelas amatiran. Ini bukan miskomunikasi, tapi kesengajaan. Terlebih pejabat yang ditunjuk mewakili Kepala Kanwil sudah mengkonfirmasi kepada pihak panitia perihal kehadirannya.
“Menurut saya tidak cukup dengan menyatakan misskomunikasi, dan kami Setya Kita Pancasila Provinsi Sulawesi Selatan menganggap tidak hina jika Gubernur Sulawesi Selatan yang langsung menyampaikan permohonan maaf, sebagai tanggung jawab moral pimpinan terhadap sebuah kesalahan yang sangat tidak bisa ditolerir yang dilakukan oleh bawahan, ini bukan kesalahan personal tapi kesalahan dan pelecehan institusi besar Kementerian Agama,” ucapnya (17/8).
Apabila Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan tidak meminta maaf maka jangan menyalahkan jika masyarakat menilai Gubernur mengetahui pergantian ini dari awal, bukan tiba-tiba saat jelang upacara dilaksanakan.
Jadi sebaiknya Gubernur meminta maaf secara langsung, agar polemik ini tidak berkepanjangan dengan eskalasi yang lebih besar, tutup Ali Fauzi Mahmuda.(Ibrahim)