Mataram, Fokus NTB – Peneliti dari Pusat Inventarisasi Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nani Hendiarti mengatakan, perairan Indonesia diyakini turut mempengaruhi kondisi atmosfer global.
“Hal ini merujuk pada penelitian terdahulu mengenai fenomena yang terjadi sebagai indikator adanya perubahan iklim global dan fenomena skala luas seperti ‘El Nino Southern Oscillation’ (ENSCO) dan ‘Indian Ocean Dipole’ (IOD),” katanya di Mataram, Senin.
Hal itu dikatakan ketika menyampaikan makalah bertajuk “Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh untuk Kajian Karakteristik Fenomena Laut dan Dampak Perubahan Iklim Global pada Perairan Indonesia” yang disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan IX Ikatan Sarjana Oceanologi Indonesia.
Ia mengatakan, penelitian ini menggunakan basis data satelit penginderaan jauh untuk analisis variabilitas musiman dan dampak fenomena iklim ekstrem pada fenomena pesisir dan laut di perairan Indonesia.
“Ini sekaligus untuk meningkatkan pemahaman karakteristik serta pengaruhnya pada sumber daya laut khususnya terhadap pertumbuhan fitoplankton,” katanya (22/10).
Menurut dia, haisl yang diperoleh menunjukkan adanya pengaruh dari fenomena El Nino pada pertumbuhan “upwelling” (peristiwa naiknya massa air laut yang disebabkan oleh perbedaan temperatur antara lapisan permukaan air laut dan bawahnya yang lebih dingin) khususnya di wilayah pantai selatan Jawa dan barat Sumatera.
Selain itu, kata Nani, teridentifikasi pola limpasan air sungai yang mengandung material organik dan anorganik berasal dari sumber yang berbeda serta terdeteksi potensi terjadi “blooming” (ledakan alga merah di perairan) pada periode peralihan pada musim hujan ke musin kemarau (April-Mei) dan pada musim kemarau (September-Oktober).
“Adapaun dampaknya pada dinamika perairan adalah dari naik turunnya suhu permukaan laut yang dipengaruhi oleh fenomena ENSO terjadi tidak beraturan di perairan Indonesia,” katanya.
Menurut Nani, pada beberapa wilayah perairan pesisir Samudera Hindia di sebelah barat Sumatera dan selatan Jawa, Laut Jawa dan Selat Makassar terdeteksi memiliki dampak yang kuat.
“Kondisi ini akan memberikan dampak negatif pada ekosistem pesisir, seperti meluasnya pemutihan karang,” katanya. (Ant)