Jakarta, Siasat ID – Maluku Utara dinilai perlu memiliki pemimpin yang berjiwa entrepreneurship yang fokus pada perencanaan pembangunan daerah pada 2024–2029 mendatang
Hal tersebut diungkap tokoh muda Maluku Utara, Syamsul Rizal. Ia mengatakan dengan perencanaan yang tepat serta mempertimbangkan potensi dan sumber daya yang dimiliki, Maluku Utara akan siap mengahadapi tantangan global.
“Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dilakukan dengan tetap mendasarkan pada data dan informasi yang akurat, valid dan akuntabel. Selanjutnya ketercapaian sasaran dan ketersediaan data menjadi ukuran utama yang sangat penting,” kata Syamsul Rizal dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2/2023).
Ia menegaskan, perencanaan pembangunan Maluku Utara kedepan harus terintegrasi karena pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pelaksanaan pembangunan harus seimbang jangan sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya perhatian pemerintah ke tiap daerah-daerah atau sepuluh Kabupaten Kota yang dimiliki Maluku Utara,” kata pria yang akrab disapa SRH ini.
“Saya juga berharap, kepala daerah maluku utara kedepan harus memahami dan memaknai tentang esensi pemberian otonomi daerah kabupaten dan kota oleh pemerintah pusat, bahwa pengelolaan keuangan sepenuhnya berada di tangan pemerintah daerah. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengelolaan keuangan daerah yang baik dalam rangka mengelola dana desentralisasi secara transparan, ekonomis, efisien, efektif dan akuntabel,” tambanya.
Salah satu pelaksanaan otonomi daerah, kata dia, yakni dengan adanya desentralisasi fiskal, yaitu pemberian sumber-sumber penerimaan bagi daerah yang dapat digali dan digunakan sesuai dengan potensinya masing-masing.
“Secara teoritis pengukuran kemandirian daerah diukur dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sumber PAD berasal dari pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengolahan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah,” Tegas Syamsul Rizal.
Ia menilai, pembangunan daerah di Indonesia masih terhambat karena sistem pembangunan ekonomi yang bersifat sentralistik.
“Menurut saya pemimpin Maluku Utara kedepannya ialah mereka yang memiliki jiwa entrepreneurship agar tidak seperti kondisi saat ini, pencapaian hasil-hasil pembangunan dirasakan belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal,” katanya.
Disisi lain, lanjut dia, ada kendala terutama dalam memaksimalkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta sumber modal yang masih dihadapi oleh penentu kebijakan di tingkat propinsi maupun di kabupaten/kota.
SRH yang juga mantan Ketua Umum DPP KNPI berharap, kedepannya di Maluku Utara akan lahir figur muda yang berjiwa entrepreneurship.
“Harapan saya kedepan, Maluku Utara akan lahir figur–figur muda yang berjiwa entrepreneurship sehingga semua masalah–masalah diatas dapat diatasi karena kepemimpinan orang muda yang berjiwa entrepreneurship jauh lebih agresif,” tandasnya.