Lombok Tengah, Fokus NTB – Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPPNU) Provinsi Nusa Tenggara Barat kembali menggelar Latihan Instruktur I dan Pelatih I sesi II di Yayasan Pondok Pesantren Al-Hidayan Beber Desa Pengenjek Kec. Jonggat (24/01/2025).
Acara yang dihadiri oleh Pimpinan Pusat IPNU rekan Iqbal Hamdan Habibi dan Pimpinan Pusat IPPNU Meliana Panca Rani, Prof. Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd mewakili PWNU NTB dan seluruh pengurus PW, BPH PC sampai PAC di NTB turut hadir meramaikan acara pembukaan yang berlangsung mulai pukul 16:45 WITA.
Acara yang sempat tertunda beberapa menit karena hujan yang menghalangi tamu undangan akhirnya berjalan lancar. Ketua PW IPNU NTB Rekan Yusril Ihza Mahendra menjadi promotor utama dalam mimbar dingin menyampaikan betapa penitngnya adanya pelatihan Instruktur I dan Pelatih I karena kita akui NTB masih tertinggal jauh dengan PW yang lain dalam penertiban sistem kaderisasi, ucapnya.
“Kita merasakan betul bagaimana perubahan yang kita alami kurun waktu satu tahun ini setelah adanya instruktur dan pelatih, begitu masifnya kaderisasi yang bisa tersertifikasi atau sesuai dengan POPA. Meskipun memang awal-awal dulu ada penolakan tapi semua berakhir indah, sekarang rata-rata alumni Latinpel I sudah selesai RTLnya. Alhamdulillah,” tambahnya.
Pemuda yang sudah genap 10 tahun berproses di IPNU ini memang selalu menekankan kerja utama dalam kepemimpinan yakni menguatkan kaderisasi. Kaderisasi adalah ruh utama dalam perjalanan organisasi.
Sambutan dari PWNU NTB yang diwakili oleh Prof.Dr.H. Lukman Hakim, M.Pd menyampaikan banyak hal, salah satunya adalah bagaimana kader-kader IPNU menghargai waktu dan selalu mendekatkan diri pada Allah SWT.
“Saya dulu pernah tidak naik kelas I dan dari sanalah saya berfikir untuk terus belajar dan berjuang, Alhamdulillah berkat kegigihan belajar, berjuang dan do’a yang selalu saya panjatkan semua tercapai. Mulai dari do’a agar bisa menyelesaikan kuliah cepat waktu, bisa mengelilingi beberapa negara, dan bisa menikah dengan pujaan hati. Itu semua berkat do’a kepada Sang Maha Pengasih,” lanjutnya.
Selain itu juga senior yang menjadi ketua LP Ma’arif NU NTB menekankan agar kegiatan penguatan kaderisasi seperti ini terus dilanjutkan untuk peradaban IPNU IPPNU di NTB, tutupnya.
Kemudian pesan singkat yang disampaikan oleh rekanita Meliana mewakili Ketua Umum PP IPPNU (bidang kaderisasi) mengungkapkan bahwa Latinpel I adalah bentuk penyeragaman kaderisasi/jas di semua penjuru Nusantara. Jadi kalau NTB baru dua kali Latinpel I, kita harapkan PC juga mampu melaksanakannya sebagai bentuk nyata kerja dari Alumni Latinpel I atau II ini.
Iqbal Hamdan Habibi Ketua Kaderisasi PP IPNU mengibaratkan bahwa Instruktur dan Pelatih itu ibaratkan montir.
“Dalam sebuah kendaraan ada dua elemen yang paling penting yakni sopir dan montir. Sopir itu para ketua PW, PC ataupun PAC dan montir adalah rekan-rekanita yang ikut pelatihan ini,” jelasnya.
Selain itu ada beberapa hal yang menjadi kenikmatan dan tantangan seorang instruktur dalam bertugas, diantaranya setiap instruktur harus siap tidak terkenal layaknya Ketua Umum, kedua harus siap menderita seperti agak miskin, sering lapar atau yang lain. Terakhir adalah hal yang paling menggelegar dalam bertugas, yakni lebih dengan kematin. Kita tidak tahu kalau ada kecelakaan seperti apa kita, tapi itulah tugas montir organisasi,” tutupnya