Pekalongan, Siasat ID – Hujan deras yang mengguyur tanpa berhenti selama lebih dari 12 jam menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Petungkriyono, Kab. Pekalongan (22/ 01/2025).
Hal itu mengakibatkan 24 orang meninggal dunia, puluhan lainnya dilaporkan hilang, sementara ratusan warga harus mengungsi karena rumah mereka hancur diterjang air dan material longsor.
Curah hujan ekstrem yang melanda kawasan tersebut membuat sungai-sungai di Petungkriyono meluap, menggenangi pemukiman warga, dan merusak fasilitas umum.
Selain itu, kondisi tanah yang jenuh oleh air hujan tidak mampu menahan beban sehingga terjadi longsor di beberapa titik rawan.
Longsor ini menutup akses jalan utama, menghancurkan rumah-rumah warga, dan memperparah kerusakan infrastruktur.
Tim SAR, yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan, langsung dikerahkan untuk melakukan evakuasi dan pencarian korban. Namun, upaya mereka terkendala oleh cuaca buruk, medan yang sulit, dan akses yang terputus.
Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan, Agus Santoso, mengungkapkan bahwa prioritas saat ini adalah menyelamatkan warga yang terjebak serta mengevakuasi penduduk dari zona berbahaya.
“Ini adalah bencana besar. Selain banjir, longsor juga menutup beberapa akses vital, sehingga kami membutuhkan alat berat untuk membuka jalan dan menjangkau daerah-daerah terdampak,” ujar Agus.
Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat bencana dan mengimbau masyarakat yang berada di wilayah rawan longsor dan banjir untuk segera mengungsi.
Posko pengungsian telah didirikan di beberapa lokasi aman, dan bantuan logistik mulai disalurkan, termasuk makanan, pakaian, dan obat-obatan.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir dan longsor susulan.
Hingga berita ini diturunkan, proses pencarian dan evakuasi korban masih terus berlangsung.
Data korban jiwa dan kerugian material diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan perkembangan situasi di lapangan.(Muhammad Fahmi)