Saadatin
Nim: 20301105
Mahasiswa KPI UIN Mataram
Dalam kompetensi Pilpres 2024 nanti, apakah masih efektif blusukan seperti yang di lakukan oleh Jokowi dulu sebelum mencalonkan diri sebagai Presiden RI?
Konsep blusukan tetap menjadi salah satu jalan alternatif dalam membentuk image yang belum berubah sepenuhnya di mata seorang pemilih, karena mereka tetap merasa sejalan dengan pemimpinnya dan dengan begitu pengambilan keputusan mudah dilakukan. Dengan cara mendengar terlebih dahulu aspirasi dari masyarakat, dan revolusi seperti yang dibangun oleh Jokowi dulu dengan blusukannya, ketika mau membuat dan menetapkan kebijakan atau buat produk tentunya terlebih dahulu dengan cara mendengar kemauan daripada masyarakat sehingga ketika ditetapkan kebijakannya tidak salah dimata masyarakat. Selama ini hal tersebut yang menjadi menjadi kekuatan Ganjar Pranowo dalam memenangkan hati masyarakat, dan memang tidak banyak pemimpin atau kepala daerah yang mau lelah dan rajin turun ke masyarakat, sifat dan sikap seperti Ganjar Pranowo sangatlah tidak banyak ditemukan di pemimpin-pemimpin lainnya, dan sekarang bagaimana cara dan kapasitas seorang Ganjar Pranowo dalam mengambil hati semua masyarakat bukan hanya Jawa Tengah akan tetapi dengan seluruh masyarakat di Indonnesia dengan segmen blusukan.
Dalam artian bahwa dengan masyarakat kecil atau kelas miskin saja, observasi lapangan itu sangat penting untuk mencari informasi dan memahami prilaku masyarakat, dengan tujuan untuk mendapat keputusan strategis dalam memenangan hati rakyat. Artinya walaupun seorang Ganjar dianggap sederhana tapi hal tersebut juga sangat penting saat ini untuk Ganjar melakukan blusukan ke kalangan pengusaha atau kalangan anak muda baik kelompok Milenial dan Gen Z, mengingat dalam Pemilu 2024 data pemilih tetap di generasi mereka yang disebutkan oleh KPU sebanyak 56 persen.
Blusukan ini jika ditujukan kepada komunitas anak muda berbasiskan hobi, karena dia tahu tata cara dalam mengambil hati masyarakat dan hal tersebut secara lebih spesifik dan mendalam itu yang menjadi kekuatan Ganjar. Dengan cara harus diperluas marketnya dan itu yang tidak dimiliki oleh sosok Anies Baswedan dan Prabowo Subianto dalam konteks personal branding untuk bisa dekat dengan masyarakat.
Ganjar merupakan sosok yang sangat luar biasa yang bisa beradaptasi dengan segmen yang berbeda-beda dan hal tersebut yang sangat menarik dari sosok Ganjar Pranowo, kita bisa melihat bahwa Ganjar sosok yang receh sekali dalam bercandaan dengan seorang warga, dalam konteks tidak berbicara hal-hal yang serius dalam hal menyerap aspirasi. Tapi di sisi lain juga Ganjar bisa sangat serius atau berdebat sangat keras dengan stakeholder baik itu investor maupun itu pengusaha.
Ganjar terlihat sangat berbeda di mata masyarakat, apalagi berbicara tentang gen Z, misalnya sebagian tahu bahwa Ganjar, akan tetapi tahunya dari Tiktok atau media sosial lainnya, akan tetapi banyak yang tidak tahu sepak terjangnya Ganjar misalnya pernah menjabat sebagai anggota legislatif di DPR RI selama kurang lebih sembilan tahun, lalu melanjutkan kiprahnya dilembaga eksekutif sebagai gubernur Jawa Tengah yang di emban selama dua periode, pada tahun 2013-2018 dan 2018- 2023.
Artinya banyak sepak terjang Ganjar yang mungkin orang belum tahu, orang lebih ingat bercandaan dia dengan anak kecil itu gimana, akan tetapi dalam kisah lain Ganjar belum tereksplorasi kisah masa hidupnya dari from zero to hero, seperti seorang Jokowi dulu yang sangat kuat akan brandingnya. Dan kalau kita coba baca berita-berita tentang sosok Ganjar ini mungkin lebih miskin lagi daripada Jokowi kalau bicara bahas variabel branding.
Beban seorang Ganjar untuk dianggap tidak pencitraan bisa kita liat dari bentuk tubuhnya saja sudah tinggi dan rambut putih jadi orang melihat dia pun sudah cepat dikenal, branding pencitraan itu dalam konteks berkomunikasi langsung dengan masyarakat itu kekuatan terbesar seorang pemimpin juga didalam era digital ini. Di era digital ini memang memberi isyarat bahwa siapa yang bisa berkomunikasi langsung dengan masyarakatnya itu yang akan unggul.
Kesimpulanya yaitu dalam melakukan branding itu yang justru sekarang harus mulai dan tentunya harus dilakukan supaya ada bukti bahwa sesuatu yang dilakukan di panggung belakang itu sederajat dengan apa yang tampilkan di panggung depan, dan hal tersebut yang saat ini dilakukan oleh sosok Ganjar Pranowo.