Sumbawa, Siasat ID – Semangat literasi terus digaungkan di Kabupaten Sumbawa, kali ini dosen Program Studi Sastra Indonesia dari Universitas Teknologi Sumbawa memberikan pelatihan penulisan cerita pendek bagi siswa SMPN 1 Sumbawa. Dua orang dosen dari program Studi Sastra Indonesia UTS, yaitu Wiwik Surya Utami, S.S., M.Pd. dan Rahmin Meilani Putri, S.S., M.A. Keduanya berkolaborasi setiap pekan untuk memberikan pengarahan bagi siswa yang tertarik mengembangkan bakat dan kemampuan menulis karya sastra. Pelatihan penulisan cerpen tersebut diadakan sejak Agustus 2023 dan direncanakan akan berlangsung selama satu semester.
Peserta yang terdiri dari lima orang siswa SMPN 1 Sumbawa memiliki latar belakang (kepenulisan) yang cukup beragam. Seorang siswa mengaku telah aktif menulis di platform digital dengan jenis tulisan mulai dari cerpen hingga novel. Beberapa di antaranya rutin membaca karya-karya sastra secara online. Siswa mengikuti pelatihan penulisan cerpen karena ingin mengembangkan bakat dan potensi dirinya dalam menulis karya sastra. Diakuinya telah mengikuti sejumlah kegiatan di sekolah dan ini kali pertama belajar menulis cerpen (28/11). Modal-modal yang dimiliki siswa ini cukup variatif dan potensial. Hal tersebut membuat pelatih (Wiwik dan Rahmin) tidak terlalu sulit memberikan arahan kepada mereka. Selain itu, jumlah peserta yang hanya terdiri atas lima orang membuat pelatihan ini lebih fokus.
Selama kurang lebih tiga bulan pelatihan ini berjalan, materi-materi dasar terkait penulisan secara umum dan khusus dalam penulisan karya sastra diberikan secara bertahap. Materi-materi tersebut diantaranya, menentukan tema, membuat kerangka cerita, pengenalan jenis paragraf dan trik mengembangkan paragraf dengan tiga kata kunci, cara menulis kutipan, dan terakhir memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis cerpen secara mandiri.
Kegiatan pelatihan penulisan cerpen ini diharapkan dapat menjadi wadah berekspresi bagi siswa untuk menuangkan ide dan imajinasinya dalam sebuah karya sastra. Selain itu, melalui kegiatan ini, pihak yang terlibat dapat memiliki karya cerpen yang nantinya akan dihimpun dalam satu buah buku kumpulan cerita pendek. Hal tersebut diupayakan sebagai bentuk luaran atau hasil yang diperoleh dari pelatihan yang diadakan. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya berbicara hal-hal teoretis dan konseptual saja terkait karya sastra. Namun, aplikatif dan tindakan nyata juga dapat terlihat melalui karya buku yang nantinya akan dihasilkan. (Rahmin)