Madura, Siasat ID – Ikatan Kiyai dan Tokoh Masyarakat Madura (IKTOMA) dan IKMA (Ikatan Keluarga Madura) menyatakan sikap terhadap beberapa dugaan adanya tindak pidana dan dugaan adanya aliran sesat serta mendukung sikap MUI dan pemerintah dalam menangani polemik Al-Zaytun yang telah memicu kegaduhan di tengah masyarakat. Dalam sebuah konferensi pers yang digelar, perwakilan dari IKTOMA menyatakan bahwa mereka mendukung tindakan pemerintah untuk menutup Al-Zaytun secara permanen.
Al-Zaytun, sebuah institusi pendidikan atau pondok pesantren yang sesat dan pemerintah telah melakukan serangkaian investigasi dan pengawasan terhadap Al-Zaytun setelah kegaduhan tafsir dan aneh.
Dalam konferensi pers tersebut, perwakilan IKTOMA menekankan pentingnya menjaga ketertiban sosial dan keharmonisan di masyarakat Indonesia. Mereka menyatakan bahwa sikap mendukung pemerintah untuk menutup Al-Zaytun secara permanen adalah langkah yang tepat dalam mengatasi kontroversi yang telah terjadi.
Menurut perwakilan IKTOMA, keputusan ini diambil setelah melakukan kajian mendalam terhadap situasi yang berkembang di sekitar Al-Zaytun. Mereka berkeyakinan bahwa tindakan tersebut akan menghindarkan masyarakat dari konflik dan memulihkan stabilitas sosial-keagamaan.
Selain itu, IKTOMA juga menyerukan kepada masyarakat Madura untuk tetap tenang dan saling menghormati dalam menyikapi keputusan pemerintah. Mereka menekankan perlunya menjaga kerukunan dan kebersamaan di antara sesama warga Madura. Pemerintah daerah setempat telah menyambut baik dukungan dari IKTOMA.
Sikap tegas ini diharapkan dapat membawa kedamaian dan menegaskan komitmen IKTOMA dalam menjaga keharmonisan di wilayah Madura.
Pondok pesantren Al-Zaytun telah menjadi sorotan publik setelah terungkapnya kasus yang menimpa kesesatan beberapa santrinya. Pemerintah dan lembaga terkait telah melakukan investigasi menyeluruh terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pihak pesantren.
IKTOMA, sebagai wadah para kiyai dan tokoh masyarakat Madura yang memiliki peran penting dalam menjaga harmoni dan stabilitas di daerah tersebut, telah mengadakan pertemuan dan diskusi yang melibatkan anggota IKTOMA dari berbagai wilayah di Madura. Dalam pertemuan tersebut, IKTOMA sepakat untuk mendukung sikap pemerintah dalam menutup pondok pesantren Al-Zaytun secara permanen.
Ketua Koordinator Divisi Hukum IKTOMA bersama dengan Ketua IKTOMA, K. Mahalli Mawardi dan organisasi IKMA ikatan keluarga madura. Serta penasehat IKTOMA KH. Sayyidin menyampaikan alasan dukungan tersebut dalam konferensi pers yang diadakan setelah pertemuan.
Ia menjelaskan bahwa IKTOMA memiliki komitmen untuk melindungi santri dan memastikan bahwa pesantren yang ada di Madura menjalankan pendidikan agama dan keagamaan dengan baik dan sesuai dengan prinsip keagamaan.
“Keputusan untuk menutup pondok pesantren Al-Zaytun merupakan langkah yang tepat dan diperlukan demi kebaikan santri dan masyarakat Madura secara keseluruhan,” ujar Ketua Koordinator IKTOMA Ust. Moh.Hafit Syafi’i S.H .M.H
“Kami berharap tindakan ini dapat memberikan efek jera kepada pihak-pihak yang berpotensi melanggar prinsip-prinsip pendidikan agama yang seharusnya mengedepankan kebaikan dan keilmuan keagamaan yang baik.”
Selain mendukung penutupan pondok pesantren Al-Zaitun, IKTOMA dan IKMA juga berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan pemantauan terhadap kegiatan pesantren di Madura. Mereka berencana membentuk tim khusus yang akan mengadakan kunjungan rutin ke pesantren-pesantren di wilayah tersebut untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan keagamaan berjalan dengan baik serta sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
Dukungan IKTOMA dan IKMA terhadap keputusan pemerintah, dalam hal ini Menkopolhukam Pak Mahfud MD, diharapkan dapat mengakhiri polemik yang ada dan membawa kedamaian bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Madura.
Selain itu, langkah ini juga menegaskan komitmen IKTOMA dan IKMA dalam menjaga integritas pendidikan agama di wilayah tersebut. Dengan adanya pengawasan yang lebih ketat terhadap pesantren, diharapkan akan tercipta lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan santri secara optimal.