Oleh: Nur Imam Pemalang
Mengapa Gerindra mencalonkan Prabowo dan PDIP mencalonkan Ganjar? lalu Nasdem, Demokrat dan PKS mengusung Anis, apa sebabnya? Oleh karena elektabilitas mereka tinggi.
Pijakan seluruh partai mengusung capres adalah hasil survei. Pernyataan bahwa tokoh yang diusung terkait dengan rekam jejak dan prestasi, kesetiaan kepada Pancasila, komitmen kepada NKRI dan kebhinekaan, ah itu cuma lips service.
Manakala elektabilitas Mbh Puan meninggi besar kemungkinan bukan Ganjar yang dicalonkan PDIP, akan tetapi Ibu Puan Maharani. Demikian pula dengan Gerindra, jika survei Prabowo jeblok karena bergabung dengan Pemerintahan Jokowi, pasti bukan Prabowo yang diusung partai berlambang kepala Garuda tersebut.
Anies bila elektabilitasnya satu koma tak mungkin partai-partai politik meliriknya. Yang terjadi Nasdem mbuntut apapun keputusan Jokowi, PKS bisa saja ikut mengusung Prabowo, sedangkan Demokrat mengulangi lagi sikap mereka pada Pilpres tahun 2019 yang lampau yakni bersikap netral.
Tak dipungkiri bahwa rekam jejak serta prestasi kandidat menjadi bahan pertimbangan, namun lagi-lagi bila elektabilitasnya nol koma apa mungkin dicalonkan?
Pertimbangan nomor satu adalah hasil survei dan itu bisa dimaklumi. Mana ada partai yang melakukan bunuh diri politik dengan mengusung capres yang tidak dikehendaki publik?
Beruntungnya adalah elektabilitas ketiga tokoh yang dicalonkan oleh partai-partai politik hari ini berbanding lurus dengan kapasitas dan kualitas mereka.
Suka atau tidak suka Prabowo bekerja baik sebagai Menhan. Totalitas membantu Jokowi di kabinet, tidak neko-neko dan bikin gaduh seperti Rizal Ramli pada saat menjadi menteri. Seakan-akan tidak ada rivalitas antara Jokowi dan Prabowo pada saat pilpres, padahal keduanya bertarung sengit. Pada sisi ini kita patut hormat dengan Prabowo !
Lalu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sama-sama Gubernur di provinsi besar dan dilihat oleh publik ada sucses story-nya. Ketiga sosok itu yakni Prabowo, Ganjar dan Anies harus kita akui mempunyai kapasitas untuk menahkodai negeri ini tak sekedar elektabilitasnya tinggi.
Namun kuulangi sehebat apapun prestasi dan kinerja Prabowo, Ganjar ataupun Anies, jikalau elektabilitasnya rendah mustahil partai politik mengusung mereka. Semua partai politik ingin capresnya menang bukan?
Jadi ternyata pertimbangan mengusung tokoh untuk dicapreskan bukanlah perkara ingin memajukan negeri ini, menciptakan keadilan dan membawa perubahan, akan tetapi hitung-hitungan hasil survei. Pragmatis bukan??
Namun apapun itu sebagai rakyat Indonesia yang baik kita wajib optimistis bahwa siapapun nanti penerus Jokowi Insya Allah bekerja ciamik dan berdedikasi tinggi mengamalkan Pancasila terutama sila ke limanya: Keadaan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.