Cindy Adams di Jakarta 1974. Sebagian besar kalangan menyatakan bahwa buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat adalah buku otobiografi terlengkap tentang Mantan Presiden Soekarno. Dok. Perpustakaan Nasional
Jakarta, Siasat.ID – Cindy Adams dikenal sebagai jurnalis berkebangsaan Amerika Serikat yang berhasil menulis perjalanan hidup sang Proklamator Indonesia, Soekarno. Buku yang ia susun sejak 1961 hingga 1964 itu berjudul Soekarno: An Autobiography as Told to Cindy Adams, yang kemudian diterjemahkan menjadi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Salah satu keberhasilan Cindy Adams dalam bukunya tersebut, yakni ia mampu membuka figur Bung Karno sebagai seorang pejuang revolusi, orator, negosiator tangguh, nasionalis tulen, hingga pria yang obsesif kepada perempuan elok. Diberitakan Majalah Tempo sebelumnya, dirinya mengaku sempat berselisih dengan sosok yang ia tulis menyoal penggunaan kalimat “saya”.
Sebab, Bung Karno menginginkan buku biografi bukan otobiografi. Namun begitu, di tengah berbagai kontroversi dan sekelumit masalah yang menyelimuti selama proses penggarapannya, Cindy Adams nyatanya sukses menulis buku tersebut hingga menjadi buku paling laris dibaca hingga saat ini. Namanya pun kian dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Melansir Encyclopedia, Cindy Adams yang lahir pada 24 April 1930 ini berprofesi sebagai kolumnis, penulis, hingga penyiar berita di berbagai media dan Surat Kabar Amerika Serikat. Di awal karirnya, ia banyak dibantu oleh suaminya, Joey Adams yang merupakan seorang komedian. Melalui Joey-lah, Adams mendapatkan banyak relasi pertemanan dengan jurnalis-jurnalis terkenal.
Di awal karirnya, Adams sering menulis tentang pengalamannya di surat kabar lokal. Titik balik karirnya, tak lain setelah dirinya dipanggil Presiden Soekarno untuk menuliskan tentang biografinya. Sebelum ditunjuk, Adams pertama kali bertemu Soekarno pada 1961 di Istana Merdeka dalam rangka kunjungan rombongan kesenian Amerika. Kala itu, ia bekerja di North American Newspaper Alliance untuk memberitakan seluruh aktivitas selama kunjungan.
Selepas acara kunjungan tersebut berakhir, Cindy Adams bersama rombongan kembali ke negerinya. Oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, ia tiba-tiba diundang Presiden Soekarno untuk menuliskan kisah hidupnya. Sejak saat itu, Adams harus memulai kehidupannya yang terbagi antara Jakarta dan New York. Ia membutuhkan waktu tiga tahun untuk menggarap buku pertamanya tersebut, hingga diterbitkan pada 1965 oleh The Bobbs-Merrill Company Inc, New York.