Pemalang, Siasat.ID – Pengurus ranting Muhammadiyah Desa Kaliprau menggelar acara kursus bahasa Inggris di Masjid At-Taqwa Desa Kaliprau Kec. Ulujami, Pemalang (23/7/2022).
Casroni sebagai badan pekerja dan pengembangan sekaligus wakil ketua pimpinan ranting Muhammadiyah Desa Kaliprau mengungkapkan bahwa, acara kursus bahasa Inggris termasuk bagian pengembangan yaitu upaya memadukan 3 kekuatan di Ranting Muhammadiyyah Desa Kaliprau yaitu Masjid, Lembaga Pendidikan, dan Pimpinan Ranting Muhammadiyyah Kaliprau.
“Kita ingin memfungsikan masjid itu dalam arti lebih luas. Hal itu seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah dan ketika islam mengalami kemajuan peradaban, ” ungkap Casroni.
“Jadi masjid tidak hanya sekedar sebagai tempat ibadah saja. Masjid itu juga difungsikan juga sebagai tempat pelayanan umat, tempat pendidikan umat, pemberdayaan ekonomi umat, dan lain sebagainya,” sambung Casroni.
“Masjid juga punya peran strategis untuk pembangunan masyarakat atau peradaban umat. Kita juga ingin memberi pemahaman kepada pengurus masjid dan masyarakat pada umumnya ternyata masjid bisa difungsikan untuk pendidikan,” tutur Casroni.
“Kursus bahasa Inggris rencananya akan diperbanyak baik di children maupun di remaja. Hal itu gratis,” sambung Casroni.
“Pembiayaan kursus bahasa Inggris dari uang infaq jamaah. Jadi Alhamdulillah masjid kita infaqnya cukup besar sampai ratusan sehingga setiap bulan bisa mengasih uang transport kepada para pengajar, ” ungkap Casroni
“Selain itu peserta yang ikut ini gratis. Kalau orangtua yang mau membayar tindakannya cukup memasukan uang infaq di kotak masjid. Pengajarnya berasal dari MI dan SMP Muhammadiyah,” sambungnya.
Terkait pendanaan dari infaq Casroni mengungkapkan bahwa masyarakat tidak mempermasalahkan penggunaan dana infaq untuk kegiatan kursus bahasa Inggris. Dana tersebut tidak hanya diperuntukan untuk pembangunan fisik masjid tetapi bisa digunakan untuk dana sosial.
“Kegiatan ini sudah dimulai pada akhir juni. Pertemuan kegiatan ini sudah mencapai 5 pertemuan.” Sahut Casroni.
“Pengajar dari kegiatan ini dikasih honor dari dana infaq yang masuk ke masjid.Besaran honor yang diperoleh itu layak untuk menghargai guru.” Sambung Casroni.
“Tenaga pengajarnya masih berjumlah satu. Nanti rencana kedepannya kalau sudah lama, Guru akan membuat lapis kedua atau murid-murid sebagai pembantu.” Tutur Casroni.
“Tahapan dalam kursus ini masih dalam pengenalan bahasa inggris agar anak-anak cinta dengan bahasa inggris. Pembelajarannya lebih cenderung materi-materi aktifitas keseharian.” Sambung Casroni.
“Kursus bahasa Inggris didahulukan dengan tujuan agar bisa beradaptasi dengan dunia global.” Tutut Casroni.
” Kegiatan ini sudah berjalan selama 2 bulan setelah akan dibangun sistem. Hal itu berupa kontrak antara anak yang mengikuti kursus dan orang tua siswa. Diharapkan dengan hal itu anak serius untuk belajar bahasa Inggris karena sering diingatkan oleh orangtuanya.” Tutup Casroni.
Lima pelajar kelas 4 SD sebagai salah satu pelajar bahasa Inggris mengungkapkan bahwa belajar bahasa inggris disini menyenangkan.
” Saya belajar disini mudah paham. Gurunya menyenangkan dan metodenya mengasikan,” tutupnya.
“Saya sangat senang dengan kegiatan ini. Saya punya misi agar anak-anak kampung punya akses ke pendidikan. Dalam hal ini belajar bahasa dunia karena anak-anak tidak hanya menjadi warga desa tersebut tetapi juga warga dunia (global citizen),” ungkap mas Jojo, salah satu pengajar kursus tersebut
“Maka penting sekali untuk menjadi master of language in the world. Jadi bisa menguasai bahasa dunia. Harapannya kita punya kegiatan lokal bisa diceritakan kepada global.” sambung mas Jojo
” Saya dari awal berangkat sebagai relawan dalam kegiatan ini,” Ungkap mas Jojo
Mas Jojo mengungkapkan bahwa harapannya dengan pembelajaran ini para siswa bisa story telling untuk menjelaskan potensi Desa Kaliprau.
” Saya sangat bersyukur karena anak-anak ini punya respon yang antusias. Cara mengajar saya itu belajar bahasa Inggris dengan menyenangkan dan bermain. Jadi tidak ada aturan yang kaku.” Sahut mas Jojo
” Saya sangat senang mengajar anak-anak ini. Ini kesempatan bagi saya jika berbicara pendidikan tidak memandang anak yang bandel atau tidak bandel,” ungkap mas Jojo
“Kita lebih ke pendekatan psikologi setiap anak itu unik. Selain itu perlakuan anak itu tidak sama atau berbeda-beda,” tutup Mas Jojo (Aji Sopian Nugroho).