Jakarta, Fokus NTB – Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pratama memberikan statement. Dia menilai Din Syamsudin tidak pantas membicarakan pemakzulan pemimpin ketika rakyat Indonesia sibuk menangani pandemi COVID-19.
Hal tersebut ditegaskan Haris Pratama sebagai tanggapan atas pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin. Pernyataan itu dalam webinar ‘Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi COVID-19’, Senin (1/6/2020).
“Dilihat dari kondisi Indonesia saat ini, pandemi COVID-19 sudah memporak-porandakan ekonomi dan kemudian menimbulkan persoalan sosial. Dalam situasi seperti ini, tidak pantas untuk membicarakan pemakzulan,” ucap Haris Pratama ketika dihubungi media Selasa (2/6/2020).
Menurut Haris, seharusnya Din Syamsudin dan tokoh bangsa lainnya bersatu untuk menyelesaikan persoalan pandemi COVID-19 yang merisaukan rakyat Indonesia.
“Sudah sewajarnya jika seluruh tokoh bangsa bergotong-royong membantu rakyat yang kesulitan karena terdampak pandemi COVID-19 ini,” tegasnya.
“Sebagai dermawan, sebaiknya Pak Din Syamsudin sibuk menyisihkan hartanya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan karena terdampak Corona. Kita tidak tahu sampai kapan pandemi ini berlangsung, dan sejauh mana dampak sosial ekonominya,” tambahnya.
Ketum KNPI juga mengingatkan, bahwa tidak ada pemimpin sempurna. Siapa pun pemimpin Indonesia saat pandemi seperti ini, pasti harus menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus, banyak persoalan yang harus diselesaikan.
“Kita tahu Presiden Jokowi yang punya niat baik untuk rakyatnya. Bersih dan mau bekerja. Jokowi tidak takut dengan COVID-19 tapi menghadapinya. Buktinya beliau bekerja 24 jam untuk melawan pandemi COVID-19 ini,” pungkasnya.(A11)