Mataram, Siasat – Sebanyak 47 pelaku usaha perempuan di Lombok telah selesai mengikuti program Pro-Women yang berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengentasan kemiskininan melalui pemberdayaan dan pendampingan langsung. Hasil memuaskan dari program Pro-Women adalah 93,6% dari seluruh peserta telah melakukan manajemen dan operasional bisnis yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum bergabung.
“Saya bangga berada di tengah-tengah perempuan yang tangguh dan berani. Berani untuk maju, berproduksi, dan berkarya dengan pihak yang bermanfaat dalam program Pro-Women ini,” ucap Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, M.Sc selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB (10/12/2019).
Program Pro-Women didukung oleh Ford Foundation, Yayasan Rumah Energi, dan Platform Usaha Sosial (PLUS) sebagai suatu upaya dalam menggagagas bisnis yang berkelanjutan serta menghasilkan metode dan perangkat yang dapat diterapkan dan replikasi di setiap jenis usaha yang dijalankan.
“Melalui program Pro-Women kami diajarkan untuk melakukan pencatatan finansial yang dahulu kami tidak pernah menghiraukan. Ternyata berpengaruh dalam strategi bisnis kami tak hanya untuk promosi, namun juga meliputi penetapan harga jual,”ujar Mahniwati selaku peserta sekaligus Pemilik Kopi Nina Bayan (Kon Bayan).
Pendampingan langsung setiap langkah yang dilakukan dalam satu tahun telah memberikan peserta kepercayaan diri dan kesempatan belajar lebih banyak mengenai struktur bisnis. Salah satu implementasi yang didapat berupa cara pencatatan finansial yang ditemukan oleh peserta sebagai hal yang asing sebelum bergabung di Pro-Women. Sebanyak 63,8% peserta telah membuat cash flow sederhana setelah program yang membuktikan bahwa ilmu yang didapat akan digunakan secara bekesinambungan.
“Kami memilih Lombok untuk program Pro-Women karena fakta yang menarik terdapat 3,16 juta orang atau 19% dari seluruh populasi Lombok adalah pelaku usaha. Kami melihat potensi ini sebagai strategi untuk meningkatkan kapasitas bisnis yang berdampingan dengan peningkatan kesejahteraan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat membutuhkan pendampingan yang intensif, oleh karena itu, kolaborasi dan pendampingan langsung adalah kunci dari suksesnya program,” jelas Rebekka S. Angelyn, Direktur Eksekutif Yayasan Rumah Energi.
Pencapaian lainnya adalah sebanyak 70,2% peserta telah melaksanakan delegasi tugas sesuai dengan keterampilan anggota tim dan 49% peserta mengimplementasi dasar marketing dalam penjualan sebagai bentuk strategi bisnis. Ini merupakan pencapaian yang besar dengan keadaan sebelum bergabung hampir semua peserta tidak mengetahui strategi marketing dan bisnis.
“Bukan hanya pencapaian dalam bisnis yang ditekankan, dalam program Pro-Women kami juga memperkenalkan konsep pemikiran bertumbuh (growth mindset) dimana kita percaya bahwa kemampuan seseorang itu dinamis dan bisa diperbaiki dengan usaha yang baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kepercayaan diri para peserta dalam menjalankan bisnis nya, khususnya dalam berjejaring sehingga sudah tercipta peluang kolaborasi yang lebih luas,” ujar Novi Meyanto sebagai General Manager PLUS.
Secara luas, Program Pro-Women bermaksud memberikan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan & pengurangan kemiskinan dengan memberdayakan perempuan pelaku usaha di Pulau Lombok. Program Pro-Women memberikan pendampingan dalam menghasilkan metode peningkatan usaha yang dapat direplikasi, membangun jaringan bisnis sebagai pusat informasi pelaku usaha di Indonesia, dan meningkatkan kapasitas dalam Manajemen Usaha, Jaringan, Pemasaran.(RumahEnergi.org)